Misteri di Balik Layar Tersingkap
Penonton yang tadinya bertepuk tangan sambil tertawa, kini berubah mimik menjadi pucat dan bingung semua. Tiba-tiba terdengar suara seseorang tertawa dibelakang panggung, dan tawa itu ternyata berasal dari sang pemeran Arjuno. Tapi tak lama kemudian dia lari entah kemana dengan membawa keris luk 9 yang digunakan untuk merobek leher Cakil hingga tewas.
Tepuk tangan penonton Wayang Orang BlogCamp Budhoyo gemuruh.
Kiprah Cakil yang lincah dan tehnik menghindari serangan yang dilakukan oleh Arjuno juga ciamik.
Klimaks perang tanding antara satria bagus dengan raksasa bergigi mancung tampaknya akan segera tiba.
Cakil yang diperankan oleh Mudhoiso tampak menarik keris dari rangkanya. Sementara Rikmo Sadhepo yang ayu gandhes pemeran Arjuno melirik sambil senyum kemayu.
Tusukan keris yang mengarah dada dapat dielakkan oleh Arjuno sambil menyabetkan selendang kearah kepala Cakil. Raksasa bertingkah pencilakan itu muntap. Dengan gerakan bringas diarahkannya keris luk 9 itu ke arah perut Arjuno. Kini satria panengah Pendowo tak buang-buang waktu. Ditangkapnya pergelangan tangan Cakil lalu diputarnya dengan ujung keris mengarah ke tubuh sang raksasa. Cakil berusaha menghindar. Sreeeeet…..ujung keris merobek leher Cakil.
Cakil menjerit keras, lalu ambruk. Arjuno meninggalkan palagan sambil tersenyum. Niyaga mengalunkan gending sampak. Layarpun diturunkan. Tepuk tangan penontonpun cethar membahana.
Tiba-tiba terdengar suara jeritan bersahut-sahutan dari balik layar yang tertutup.
Inspektur Suzana yang sedang menonton pagelaran wayang orang itu segera lari menuju panggung. Disingkapkannya layar. Tubuh Mudhoiso tergeletak dengan wajah membiru, matanya melotot seolah menahan sakit. Darah mengalir dari lehernya. Dirabanya nadi laki-laki berkostum Cakil itu. Tak ada denyutan lagi. Mudhoiso telah tewas.