Jangan Sepelekan Kejang Demam Pada Anak
Kejang demam pada balita memang sangat mengkhawatirkan. Aku sama sekali tidak menyangka kalau ini juga bisa terjadi pada Naufal, 2 minggu yang lalu dia harus opname di Rumah sakit karena leukositnya tinggi. 5 hari saat dia di rawat adalah masa-masa mencekam selama ini, apalagi sebagai seorang ibu.
Sebelumnya dia tidak ada gejala kejang demam. Malam sebelumnya dia bermain, makan seperti biasa, tapi malamnya dia gelisah bahkan sama sekali tidak bisa tidur nyenyak, alhasil dia menemani ayahnya begadang untuk nonton bola, tau-tau waktu adzan subuh, dan kebetulan dia lagi digendong ayahnya, tiba-tiba matanya melotot melihat keatas, badannya seperti kaku dan nafasnya tersengal-sengal, aku langsung bingung dan kaget mendapati itu, dia diajak ayahnya untuk terus istighfar. Ini step alias kejang demam pikirku.
Hal yang membuat aku agak kaget itu karena saat itu suhu tubuh Naufal cenderung normal, bahkan yang sakit kapan lalu sempat menyentuh angka 41 dia pun juga nggak kejang. Beberapa orang yang saya temui, bilang gakpapa, dikasih kopi saja, tapi di hati ini masih tetap saja khawatir.
Sebelumnya dia tidak ada gejala kejang demam. Malam sebelumnya dia bermain, makan seperti biasa, tapi malamnya dia gelisah bahkan sama sekali tidak bisa tidur nyenyak, alhasil dia menemani ayahnya begadang untuk nonton bola, tau-tau waktu adzan subuh, dan kebetulan dia lagi digendong ayahnya, tiba-tiba matanya melotot melihat keatas, badannya seperti kaku dan nafasnya tersengal-sengal, aku langsung bingung dan kaget mendapati itu, dia diajak ayahnya untuk terus istighfar. Ini step alias kejang demam pikirku.
Hal yang membuat aku agak kaget itu karena saat itu suhu tubuh Naufal cenderung normal, bahkan yang sakit kapan lalu sempat menyentuh angka 41 dia pun juga nggak kejang. Beberapa orang yang saya temui, bilang gakpapa, dikasih kopi saja, tapi di hati ini masih tetap saja khawatir.