Assalamualaikum teman-teman apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Kali ini lagi-lagi aku mau bahas tentang keuangan. Kayaknya emang gak pernah ada habisnya ya kalau bahas soal keuangan ini, enggak kali ini aku mau sharing aja bagaimana cara aku belajar mengatur keuangan selama ini.
Poin pertama, dulu aku berasal dari keluarga yang kurang dari segi ekonomi tapi Alhamdulillah pelan-pelan keuangan keluarga kami perlahan membaik. Salah satu pesan yang paling aku ingat dari emak adalah, yang paling penting dari penghasilan adalah cara mengaturnya, bukan dari jumlahnya.
Karena banyak sekali yang berpenghasilan besar, tapi tidak sedikit yang bahkan ternyata memiliki hutang besar juga yang akhirnya menjadi lebih besar pasak dari pada tiang. Emak berkali-kali mengingatkan ku jangan sampai ini terjadi. Karena sebelumnya banyak sekali terjadi di orang yang kami kenal.
Aku sendiri belajar mengatur keuangan dari uang saku ku sendiri semenjak masih SD. Dulu aku dikenalkan dengan menabung emas, iya semenjak aku SD uang yang terkumpul ini dibelikan menjadi gelang emas. Dari dulu orang bilang aku anaknya terlalu hemat, tapi kalau boleh jujur ada ketakutan dalam diriku. Mengingat dulu mulai kelas 1 SMA emak masuk rumah sakit berkali-kali jadi sudah nggak ada lagi uang saku, jadi untuk biaya buku maupun kebutuhan lain cari sendiri, apalagi di rumah sakit juga butuh biaya paling tidak untuk makan. Alhamdulillahnya spp ku dulu bapak dapat pengajuan di tempat kerja. Aku bersyukur saat itu memiliki orang-orang yang mendukung keadaanku. Mereka menyayangiku dan selalu memberi support agar aku tidak sampai jatuh.
Kini keadaan aku sudah berkeluarga dan memiliki keluarga besar dan juga keluarga kecil, tentunya post keuangan juga jauh berbeda. Namun kendati demikian aku juga harus tetap bijak cara mengelola keuangan rumah tangga, karena tidak sedikit pasangan yang berpisah karena masalah ekonomi. Maka dari itu aku selalu berupaya melakukan yang terbaik yang aku bisa agar bisa seimbang antara kebutuhan keluarga kecilku, kebutuhan keluargaku dan keluarga dari suami.
Nah, beberapa waktu yang lalu keinginan untuk membangun rumah kembali menggebu, jual tanah tak kunjung laku, bahkan aku sempat mengubungi salah seorang teman dari sebuah bank untung pengajuan hutang. Ternyata jika dihitung kembali dengan uang bulanan, kemungkinan besar kami akan jadi lebih besar pasak dari tiang karena uang laba akan diputar untuk kulakan.
Kenapa kok jadi lebih besar pasak dari tiang? karena jika sudah masuk ke keuangan seperti ini, membayar cicilan rumah bukan termasuk menabung, tapi masuknya ke keuangan konsumsi kita. Aku mikirnya begitu. Mungkin betul rumah bisa menjadi salah satu investasi tapi bukan hal mudah memang untuk menjual rumah, terlebih saat pandemi seperti ini. Banyak sekali teman-teman yang juga menjual rumah dengan kebutuhan mendesak, tapi tak kunjung laku. ya Allah... ikut sedih rasanya. Maka dari itu aku memendam kembali keinginan itu, untuk aku sendiri juga dan untuk masa depanku.
Jadi mau nggak mau kami harus menabung jika ingin memiliki rumah lagi. Bismillah semoga dengan jalan ini Allah memudahkan jalan ini agar tahun depan bisa memiliki hunian sendiri dan membangun benar-benar dari awal, aamiin.
Pandemi ini mengajarkanku banyak hal, terutama impian-impian yang selama ini aku masukkan di daftar. Aku terbiasa menuliskan impian yang ingin aku gapai, target-target tiap tahunnya. Salah satunya jika tahun 2020 lancar, tahun kemarin jadi membangun rumah dan tahun ini 2021 berangkatin umroh mertua.
Manusia boleh berencana, tapi Allah yang menentukan. Bertubi-tubi cobaan yang datang, mulai emak sakit, meninggal tak lama bapak asuh, sepupu suami yang bahkan 3 bulan sekali ada yang dipanggil, hingga ujian ekonomi yang bahkan membuat impian itu semakin menjauh. Tapi aku sadar jika di masa seperti ini, sudah memiliki cukup tabungan dan tanpa ada tunggakan yang menjadi beban pikiran adalah sesuatu yang harus disyukuri.
Karena diluar sana banyak sekali orang yang bahkan sudah bingung, apa kita bisa makan di hari esok. Benar, bukan makan apa ya kita besok, tapi besok kita bisa makan atau tidak. Emosiku benar-benar terkuras jika mengingat masa lalu, tamparan keras untukku agar lebih bersyukur dengan segala yang aku miliki saat ini.
Beberapa waktu yang lalu aku sempat membuat postingan tips cara membeli properti dibawah 25th tidak lain selain sharing, yakni untuk membangun kembali semangatku yang sempat padam beberapa waktu yang lalu. Bismillah Allah pasti akan memberikan semuanya sesuai dengan waktunya yang pas. Yang penting kita tetap berusaha dan semangat untuk tetap meraih impian 🤗
Komentar
Posting Komentar