Teman-teman ada yang ngerasa kaget gak kalo ternyata 2020 tinggal beberapa hari. Aku ngerasa itu kehidupan 2020 itu januari, lho kan pandemi sejak mei..
Jadi gini ceritanya.
Mungkin temen2 yang ngikutin instagramku tau kalo januari aku sempet ke jkt, nah pas aku lagi otw pulang itu ibuku jatuh, dan balik lumpuh kayak pas lahirnya Naufal. Otomatis kan aku jadi fokus ke pengobatan beliau.
Sebenarnya kalau dibilang sehat sebelumnya gak bisa gitu juga sih, emak sakit kan semenjak aku kelas 1SMA yang bahkan udah divonis ga berumur lama. Ya itulah kenapa aku diminta nikah muda dan nikahnya pun bersama dengan kakakku. Disini aku sempet bersyukur nggak jadi pindah rumah karena masku semua pindah rumah di kota yang berbeda.
Jadi aku bisa tetep menemani orang tuaku, gak bisa banyangin kalo aku jadi pindah ke gresik dulu pasti bingung karena memang ada saat emak kambuh dan itu tidak jarang. tapi Alhamdulillah emak udah sembuh sekarang, meskipun kalau boleh jujur aku sempat linglung beberapa bulan sepeninggalnya.
Belum sampai 40 hari meninggalnya emak, saudara suami meninggal. Seminggu kemudian bapak asuhku meninggal. Beliau sudah seperti bapakku sendiri juga menyusul ibu yang sudah lebih dulu meninggal tahun lalu.
Hampir tiap minggu ada kabar duka, bahkan yang terdekat adalah keponakan dari suami yang kini menjadi yatim, sedih? jelas.. apalagi usianya hampir sama dengan Naufal. Terlebih meninggalnya karena positif, padahal hanya sehari menginap di rumah sakit.
Makin kesini aku makin overthinking sama keadaan. Gimana ya, lihat orang-orang bisa sebegitu bebasnya bepergian, sedangkan kami merasa menjadi beban, takut kalau-kalau semisal kami bisa menjadi perantara penyakit ini, karena bagaimana pun OTG kan sama bisa sekali tanpa gejala.
Kami melangkah kaki untuk keluar rumah itu pun terasa berat sekali. Apalagi beberapa waktu lalu aku sempat kehilangan penciuman dan rasa, setelah cerita teman nakes aku diminta untuk tetap berada dirumah jangan pergi kemana-mana dan diminta minum vitamin serta asupan gizi yang cukup, jaga-jaga jika kondisi drop. Alhamdulillahnya aku sudah bisa menghirup aroma lagi, meskipun sampai sekarang sepertinya masih ada yang terasa nyantol di tenggorokan.
Kabar duka yang bertubi-tubi, ditambah keadaan begini dan ekonomi sedang menurun itu, sungguh saat-saat itu rasanya tidak ada semangat sama sekali. Namun Alhamdulillah Allah memberikanku jalan, beberapa videoku di instagram memenangkan kompetisi, bahkan ada yang juara 1. Allahuakbar... Padahal kalau boleh jujur aku sudah ciut nyali duluan kalau lihat peserta lain yang lebih bagus. Alhamdulillah rejeki tak akan kemana.
Nah postingan ini aku buat untuk menjadi pemicu semangatku, pelebur lara pedihku. Aku yakin hari-hari selanjutnya akan menjadi lebih baik. Mohon maaf sebelumnya juga kalau postingan yang ini terkesan curhat sekali. Aku hanya bisa berdoa agar kita bisa selalu diberkahi kesehatan dan juga usia yang berkah. Semangat kita pasti bisa bangkit kembali seperti tahun lalu.
Komentar
Posting Komentar