Assalamualaikum...
sebelumnya saya minta maaf kepada semua temen blogger yang sering berkunjung ke rumah Yuni yang satu ini. Beberapa kesibukan membuatku jarang ada waktu untuk membuat postingan, sekalipun ada aku hanya bisa membuat sedikit artikel saja yang aku letakkan di rumah sebelah. Jadi rumah yang ini agak sepi.
Teringat ketikadiriku masih belajar di surau, pak Kyai bercerita tentang sebuah kisah Ibnu Hajar. Ibnu Hajar merupakan ulama besar yang hingga sekarang disegani oleh kaum muslim.
Dulu, Ibnu Hajar masih nyantri di pondok pesantren. Ilmunya pas-pasan, bahkan banyak materi yang tidak bisa beliau cerna dan dicap sebagai orang bodoh. Setiap hari beliau belajar, mengkaji, menelaah buku dan kitab serta berdoa kepada Allah, namun tetap saja beliau masih belum bisa mengerti. Semakin dalam ia membaca, semakin bertambah bingung.
Hingga suatu saat beliau memutuskan untuk melakukan perenungan ke dalam lereng gunung. Kemudian beliau beristirahat di bawah sebuah pohon rindang. Beliau berdoa kembali kepada Allah agar diberi kemudahan mempelajari ilmu. Di sanalah Allah memberikan pencerahan dan petunjuk kepada Ibnu Hajar. Petunjuk yang sepele tapi bermakna luar biasa.
Secara tidak sengaja, Ibnu Hajar melihat sebuah batu besar nan keras yang di atasnya ditetesi oleh air yang berasal dari dataran tinggi. Pada awalnya tidak ada keanehan yang ada pada batu tersebut, namun setelah diamati sekian lama akhirnya beliau mendapatkan sebuah pencerahan dari Allah melalui batu besar tersebut. Batu tersebut akhirnya terkikir dan membentuk lubang setelah ditetesi oleh air.
Setelah melihat kejadian tadi beliau mendapat inspirasi dan menyimpulkan bahwa batu yang besar saja bisa terkikis dan berlubang karena ditetesi air terus-menerus, apalagi otak beliau yang tak sekeras batu (lunak).
Alhasil, beliau memutuskan kembali ke pondok pesantren dan belajar dengan giat dan pantang menyerah. Setiap hari tanpa henti beliau mencoba memahami kata per kata. Tak lupa beliau juga berdoa karena Allah-lah yang memberi ilmu, sang pemilik ilmu sejati. Hingga akhirnya beliau menjadi alim, tak bodoh dan hingga sekarang masih disegani oleh kaum muslim.
Ya itu tadi cerita yang pernah diceritakan oleh pak Kyai saat aku masih menjadi santri di surau. Cerita ini pula yang membuat aku pantang menyerah mencari ilmu. Sebenarnya bukan hanya ilmu saja, tapi juga dapat diterapkan dalam dunia karir. Kita jangan pernah berputus asa akan sesuatu. Semua pasti dapat dilakukan dengan baik selama kita serius dan pantang menyerah.
Dulu, Ibnu Hajar masih nyantri di pondok pesantren. Ilmunya pas-pasan, bahkan banyak materi yang tidak bisa beliau cerna dan dicap sebagai orang bodoh. Setiap hari beliau belajar, mengkaji, menelaah buku dan kitab serta berdoa kepada Allah, namun tetap saja beliau masih belum bisa mengerti. Semakin dalam ia membaca, semakin bertambah bingung.
Hingga suatu saat beliau memutuskan untuk melakukan perenungan ke dalam lereng gunung. Kemudian beliau beristirahat di bawah sebuah pohon rindang. Beliau berdoa kembali kepada Allah agar diberi kemudahan mempelajari ilmu. Di sanalah Allah memberikan pencerahan dan petunjuk kepada Ibnu Hajar. Petunjuk yang sepele tapi bermakna luar biasa.
Secara tidak sengaja, Ibnu Hajar melihat sebuah batu besar nan keras yang di atasnya ditetesi oleh air yang berasal dari dataran tinggi. Pada awalnya tidak ada keanehan yang ada pada batu tersebut, namun setelah diamati sekian lama akhirnya beliau mendapatkan sebuah pencerahan dari Allah melalui batu besar tersebut. Batu tersebut akhirnya terkikir dan membentuk lubang setelah ditetesi oleh air.
Setelah melihat kejadian tadi beliau mendapat inspirasi dan menyimpulkan bahwa batu yang besar saja bisa terkikis dan berlubang karena ditetesi air terus-menerus, apalagi otak beliau yang tak sekeras batu (lunak).
Alhasil, beliau memutuskan kembali ke pondok pesantren dan belajar dengan giat dan pantang menyerah. Setiap hari tanpa henti beliau mencoba memahami kata per kata. Tak lupa beliau juga berdoa karena Allah-lah yang memberi ilmu, sang pemilik ilmu sejati. Hingga akhirnya beliau menjadi alim, tak bodoh dan hingga sekarang masih disegani oleh kaum muslim.
Ya itu tadi cerita yang pernah diceritakan oleh pak Kyai saat aku masih menjadi santri di surau. Cerita ini pula yang membuat aku pantang menyerah mencari ilmu. Sebenarnya bukan hanya ilmu saja, tapi juga dapat diterapkan dalam dunia karir. Kita jangan pernah berputus asa akan sesuatu. Semua pasti dapat dilakukan dengan baik selama kita serius dan pantang menyerah.
ibnu hajar ya. . .
BalasHapusmotivasi yang cukup bagus.
the stone and the brain,
keep try and you'll gain
subahanallah..
BalasHapusasalkan mau berusaha & pantang menyerah semua pasti akan bisa di capai..
Sangat menjadi inspirasi bagi yang pemalas seperti saya neh :)
BalasHapusbisa dijadikan buat inspirator ini...
BalasHapus@ r12k : ia... makasih :) semangat juga ya...
BalasHapus@ Anonymous : betul itu.. makanya kita harus semangat dan jangan menyerah :)
@ Novianto : sama seperti saya mas.... heheheh... ayo jangan menyerah dan tetap semangat....
@ Wisnu : iah nu... kita wajib mencontoh ibnu hajar... :)
Ya, gejala alam kadang menginspirasi kita dalam menapaki hidup ini
BalasHapusSalam sukses :)
good motivation...
BalasHapusjangan ampe jadi otak batu ya.. :)
BalasHapussip....^_^
BalasHapusWalah, gak usa jauh2 ke ugm..
BalasHapusdi ITS setahun 2x juga ada bursa karir...hehe
Subhnawlah.......sangat menginpirasi mbak Yuni :) saya jadi sedih nih ,blog saya tidak pernah terUpdate ..........semoga saya memiliki semangat seperti mbak Yuni untuk terus berjuang melalui tulisan2 .......khususnya di Blog :)
BalasHapusBagus postingannya !!! Sipp!!
@ratansolomj9 : iap.... semua yang ada adalah pelajaran yang berarti ... sukses juga buat bapaknya :)
BalasHapus@ fresh : makasih :D
@ TUKANG CoLoNG : hehehhehe iyaaa.....
@husein : makasih :)
@Just Bryan : gitu yah mas...tapi di ITS cuma anak ITS tok gt yang bole daftar....
@Wildan taufiqur R-x : makasih.... makanya mas e juga up date blognya... ayo semangat ngeblog semangat merah impian :D
salam kenal
BalasHapusthanks telah berkunjung ke tempat kami
salam sukses..
sedj
salam sobat
BalasHapusbenar batu yg keras saja bisa berlubang karena tetesan air,apalagi otak kita, pasti bisa lunak juga.
trims visitnya ke S.A
salam kenal dan berkarier juga jeng ayu ^_^
BalasHapus@ sedjatee : salam kenal juga... sama-sama :)
BalasHapus@ NURA : ia[ betl itu... ia .... kapan ajak saya ke Aljubail juga ya :)
@ aryadevi sudut kelas : sama2... den bagus ^_^
pengalaman reflektif ibnu hajar pada akhirnya dijadikan sebagai idiom utk menggambarkan bahwa sekeras apa pun hati manusia lama kelamaan akan melunak juga jika terus didekati dan disentuh secara terus-menerus. selamat berlomba, mbak yuni, semoga sukses!
BalasHapustitip salam bwt semua...
BalasHapusdr gigih
@sawali tuhusetya : ia pak .... beliau sangat menginsipirasi.... ia pak... makasih.... amiiin :)
BalasHapus@ gigih : ia nar aku sampein salamnya...
Berkunjung.. :D
BalasHapusSalam sukses
@ecc: makasih atas kunjungannya... salam sukses juga :D
BalasHapusSalam kenal dari jember ya.. ehm tulisan yang inspiratif.. semoga saya bisa meneladani kisah Ibnu Hajar di atas amieen
BalasHapusbenar
BalasHapusbatu yang besar bisa habis bila terkikis tiap hari oleh air.
Otak pun demikian harus diasah biar pandai
mantab boy... lanjutkan...
BalasHapusdukung ane di kontes yaa Javahostindo Web Hosting Indonesia
@ Lozz Akbar : salam kenal juga dari Surabaya ... semoga kita bisa meneladani dan menerapkan sifat sahabat Rasul ya :D
BalasHapus@ Tomo : iap betul.... hampir sama dengan pisau... semakin diasah semakin tajam... itulah otak manusia
@NURMANTO : makasih :)
Tanamkan kecintaan kekasih tuhan dlm semangatmu, jgn serahkan hatimu pada apapun tnpa mereka yg brhati gembira. jgnlah mengunjungi ttangga yg brputus asa, harapan msih ada...
BalasHapus